Sabtu, 04 Agustus 2018

Decision Making of Nutrorim - Christopher J. McCormick

Pendapat Ahli 



Christopher J. McCormick
Presiden dan CEO L.L.Bean di Freeport, Maine

Jika saya harus memberikan poin untuk maksud baik, maka skor Don Rifkin cukup baik. Ia terlihat jujur dan benar-benar tertarik untuk melakukan hal yang benar. Keduanya merupakan atribut yang pantas dipuji dari seorang pemimpin, tetapi hanya sebatas itu saja. Rifkin tidak terlihat punya masalah dalam membuat keputusan dan, terbukti dari pilihannya untuk meluncurkan ChargeUp baru yang sudah dikembangkan, ia tampak mendorong kreatifitas, innovasi, dan pengambilan resiko.
Di lain pihak, sepertinya Rifkin telah menciptakan budaya tanpa penyelidikan yang jujur, dimana analisis yang obyektif dan kelalaian duduk di baris belakang untuk mempertahankan sebuah "budaya yang gembira, partisipatif, dan demokratis." Konsekuensinya, sekarang Rifkin menyadari bahwa hasil keputusan yang dibuat dalam budaya seperti ini mengarah pada dinamika organisasi yang tidak sehat, secara paradoksikal menciptakan jenis budaya perusahaan yang dicelanya.
Masalah terbesar Rifkin adalah bahwa ia tidak cukup banyak brtanya. Saya sering brkata bahwa asset terbesar perusahaan saya adalah orang-orangnya, dan asset ini berada dalam kondisi terbaiknya ketika kawin - saling terkait/terhubung dengan baik. Tanpa budaya penyelidikan, perkawinan tidak akan terjadi. Sebagai tambahan untuk menjadi pemenang dalam inovasi, seorang CEO bertanggung jawab secara terus menerus mengukur resiko  melalui pertanyaan. Sayangnya, Rifkin tidak menanyakan tipe pertanyaan yang dapat menciptakan lingkungan yang akuntabilitas yang perusahaannya butuhkan untuk meraih sukses.
Dengan tidak menyelidiki para ahli dalam stafnya, Rifkin kehilangan kesempatan besar untuk membentuk kembali budaya dalam perusahaannya dan menghasilkan bagi dirinya sendiri seorang pemimpin yang kuat. Model penyeldikan yang lebih ketat akan, diantara hal-hal yang lain, membuat keputusan tentang apakah ChargeUp akan ditarik kembali menjadi lebih mudah.
Tentu saja, harus dipahami bahwa top manajer yang sukses jarang yang memiliki keahlian lebih dari sedikit disiplin/bidang organisasional. Tetapi bagaimana mereka memanfaatkan dan memainkan kekuatan dan keahlian yang dimiliki adalah kuncinya. Kemampuan untuk menyulap sekumpulan keahlian ini termasuk mengetahui bagaimana mempengaruhi personalitas sehingga setiap anggota tim secara kontinyuditantang untuk berpikir mandiri dan mengembangkan teknik penyelesaian-masalah yang baru. Bagi Rifkin khususnya, kemampuan ini juga termasuk menanyakan pertanyaan yang tepat pada orang-orang yang dipercayainya untuk memberikan informasi yang kritis/penting. Tentu saja, diperlukan seni untuk menciptakan perkawinan seperti ini, tetapi sepertinya Rifkin tidak terpikirkan sama sekali bagaimana memulai/menginisiasi percakapan tersebut.
Melihat kembali bagaimana perusahaan saya merespon sebuah perubahan tentang kondisi pasar pekerja lokal menunjukkan nilai dari interplay ini. Ketika sebuah tempat kerja memulai pusat kontak konsumen L.L.Bean yang baru, perusahaan lain mengumumkan rencananya untuk melokasikan sebuah call center yang bahkan lebih besar di sebelahnya. Karena perkembangan ini memperlihatkan ancaman yang beralasan bagi kebutuhan penempatan staf musiman kami, tantangan yang saya kemukakan kepada perusahaan adalah "Apakah terlambat untuk mempertimbangkan kembali? Apa pilihan kita, dan apa resikonya?" Pertanyaan-pertanyaan ini mengarah pada prtanyaan lain yang tak terhitung banyaknya yang segera menggerakkan seluruh elemen perusahaan untuk mempertimbangkan alternatif-alternatif yang ada, meskipun faktanya lahan tersebut sudah mulai rusak. Hasilnya adalah kami menemukan lokasi baru dalam jangka waktu yang sama dan dalam keadaan yang lebih baik dari proyek yang kami miliki pada awalnya.
Tantangan Rifkin cukup kompleks dengan fakta bahwa prosespembuatan keputusannya mengarah pada budaya reaksional yang dicirikan dengan kebencian yang sangat besar dan meragukan bagian tim manajemennya yang lain. Dengan fokus penyelidikan yang baru, Rifkin akan mendapatkan dua keuntungan besar. Pertama, ia akan menciptakan akses pada informasi yang ia butuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Kedua, ia dapat  menetapkan contoh bagi manajer-manajernya sendiri yang memperlihatkan nilai ketekunan dan akuntabilitas personal.
Dengan mempertanyakan pertanyaan yang benar, Rifkin dapat mengarahkan pada kolaberasi antar fungsional yang lebih beragam, penerimaan yang lebih besar tarhadap keputusan, dan hasil usaha yang lebih baik dimana seluruh timnya akan merasa puas sepenuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar