Sabtu, 04 Agustus 2018

Decision Making of Nutrorim - Ralph Biggadike

Pendapat Ahli 



Ralph Biggadike
(rb317@columbia.edu) adalah seorang profesor praktek profesional pada divisi manajemen di Sekolah Bisnis Kolumbia, New York

Saya setuju dengan Gibson Breyer bahwa proses pengambilan keputusan di Nutrorim saat ini cukup baik untuk keputusan-keputusan dengan beberapa prediktabilitas (kemampuan memprediksi) di dalamnya tetapi tidak untuk keputusan yang jelas siapa yang menang dan yang kalah. Permasalahan prosedural dan operasional hari-per-hari adalah satu hal; permasalahan penting hal-hal strategis yang melibatkan konflik atau perdebatan merupakan hal lain yang cukup berbeda. Dan pada yang disebut terakhir, proses di Nutrorim pun rusak.
Permasalahan dalam pengambilan keputusan di Nutrorim berasal terutama dari keengganan Rifkin terhadap konflik. Ia percaya bahwa ia menjaga prosesnya terbuka dan meminta input/masukan, tetapi dia tidak menyadari bahwa pendekatannya untuk membangun budaya yang bersahabat mendiamkan perselisihan dan perdebatan. Ia berusaha membangun budaya budaya yang "ramah/baik" dengan menjadikannya homogen, dan hal ini menyebabkan masalah. Bisik-bisik yang tidak jelas, opini yang tidak seimbang, para top manajer yang merasa semakin frustasi, dan keputusan-keputusan salah yang tidak normal. Karena itu, pertanyaan terakhir - "Apakah proses pengambilan keputusan yang tepat untuk Nutrorim?" - menimbulkan pertanyaan yang lain: "Apakah proses pengambilan keputusan yang tepat untuk Rifkin?"
Bisa lebih baik seandainya Rifkin bisa melihat konflik sebagai sebuah sumber energi yang penting dan melihat bahwa tanggung jawabnyalah untuk mengetahui semua sisi dari suatu permasalahan. Untuk melakukan hal ini, ia perlu untuk mengetahui permasalahan dirinya sendiri terlebih dahulu. Kalau saya yang melatihnya, saya akan mulai dengan bertanya padanya mengapa dia tidak menyelidiki "bisik-bisik" yang didengarnya, dan mengapa dia memilih untuk mengatasi konflik secara tertutup daripada di depan publik. Saya mungkin akan bertanya, "Bagaimana keputusan untuk mengatasi suatu hal secara tertutup membantumu di masa lalu? Apa keuntungan dan kerugian melakukan hal dengan cara seperti ini?" Kesulitan yang ia miliki terhadap para manajernya merupakan refleksi/cerminan dari keengganannya terhadap konflik. Semua pemimpin  akan menemui orang seperti Steve Ford dari waktu ke waktu. Komitmen dan gairah cukup memberikan harapan dalam laporan langsung, tetapi ketegasan dan pendirian bisa menjadi hal-hal yang menjatuhkan mereka. Agar lebih nyaman dalam berurusan dengan orang yang memiliki kualitas seperti ini, terutama dalam lingkup grup, Rifkin perlu menyingkir dari perasaan pribadinya dan orang lain. Dalam pertemuan kelompok, ia bisa berkata, misalnya, "Kami telah mendengar sebuah kasus besar mengenai Y. Apakah ada yang memiliki data atau pengalaman yang bisa memberikan pendekatan lain?"
Rifkin juga harus benar-benar memperhatikan dengan baik tentang bagaimana cara ia memilih anggota sub komitenya. Karena keinginannya untuk menghindari ketidaksetujuan, ia cenderung mencari homogenitas. Humas dan pengacara, misalnya, merupakan orang-orang yang sama-sama memperhatikan perusahaan, dan meninggalkan kepala R&D diluar pada pembahasan mengenai penarikan kembali produk sangat terlihat seperti deck stacking (pengabaian). Jika Rifkin menginginkan sebuah pandangan yang lebih seimbang dan, oleh karena itu, keputusan yang lebih baik, maka ia harus memilih anggotanya dengan lebih hati-hati.
Nora Stern menyatakan sebuah poin yang cukup penting ktika ia berkata bahwa pada perusahaannya yang sebelumnya, perdebatan dilakukan secara terbuka, dan perbedaan diselesaikan di dalam kelompok. Dengan mengikuti contoh ini dapat memangkas frustasi diantara para manajer Rifkin, mengurangi lobbying, dan mengangkat opini-opini kunci/penting. Saya menyarankan agar Rifkin menggunakan kelompok-kelompok kecil untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi asumsi, dan menciptakan pilihan-pilihan. Masing-masing kelompok tersebut harus memberikan laporan secara berkala kepada kelompok yang lebih besar, yang kemudian dapat diperdebatkan pro dan kontra terkait permasalahan yang ada. Kelompok-kelompok iji bisa dibuat seperti tim pengacara, dengan satu pengcualian penting: Individu-individu dengan opini yang kuat harus memperdebatkan kasus tersebut pada kelompok yang berlawanan. Struktur pengambilan keputusan seperti ini bisa berjalan lama dalam penggalian penemuan opini dari semua yang terlibat, termasuk dari mereka yang merasa ditinggalkan/diabaikan, dan dalam pembangunan seperti keseimbangan dan semacamnya Rifkin perlu mengembangkannya di dalam perusahaannya.
Saya akan menekankan pada Rifkin bahwa memiliki dua prioritas utama: untuk memandu proses pengambilan keputusan sehingga semua data, opini, asumsi, dan pilihan diidentifikasikan dan dibahas secara adil, dan untuk membuat keputusan inal/akhir. Juga bisa membantu jika ia menjelaskan alasan dibalik keputusannya dalam laporan langsungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar