Senin, 08 Desember 2008

Negeri Para Pencuri





Fiksi ini aku buat khusus untuk Hari Anti-Korupsi Sedunia yang diperingati hari ini.


Eng-ing-eeengg....!!! Yang merasa tersindir dan tersinggung dilarang protes!


Selamat menikmati!!! Itu juga kalo bisa dinikmati, hihihi...


Negeri Para Pencuri


Negeriku negeri para pencuri. Hampir seluruh penduduknya adalah pencuri. Yang tidak bisa, tidak biasa, tidak pernah dan tidak pandai mencuri dipercaya merupakan suku bangsa alien, ternak dan tumbuh-tumbuhan.
Di Negeri Para Pencuri pencurian, tentu saja, merupakan hal yang sangat lazim. Mereka mencuri apa saja demi diri sendiri, demi kebanggaan semu, demi kekuasaan dan kebebasan tak terbatas, dan demi arogansi yang picik. Suku bangsa alien, ternak dan tumbuhan, tentu saja, merupakan kaum yang kumuh, terkucil, terpinggirkan, terinjak, tehempas dan teraniaya.
Karena ini adalah Negeri Para Pencuri, maka jelas para pemimpin negeri ini adalah para pencuri besar yang lebih lihai dalam pekerjaan mencuri dibandingkan bawahannya. Siapa yang lihai mencuri maka ia bisa berkuasa. Semakin lihai mencuri, semakin luas kekuasaannya. Tapi jangan dikira para pemimpin pencuri itu tidak pernah kecurian. Karena pengalaman mereka yang banyak dan luas, kadang mereka sengaja membiarkan dirinya kecurian. Mengapa? Tentu saja agar mereka bisa mencuri lebih banyak lagi, bahkan berlipat-lipat nilainya daripada jumlah nilai yang telah dicuri dari mereka.
Ini adalah Negeri Para Pencuri terhebat di seluruh dunia. Tidak ada negeri pencuri yang sehebat ini. Di negeri ini, bahkan anak ingusan pun mencuri. Bukan main! Pertama-tama mereka belajar tentu dari orang-orang tua di sekitar mereka. Ketika mereka mulai bersekolah, kemudian mereka belajar dari teman-teman dan guru-guru mereka. Begitu seterusnya, hingga mereka dewasa. Yah, minimal mereka mencuri masa depan mereka sendiri, baik itu dilakukan dengan sadar ataupun tidak. Sehingga masa depan yang mereka miliki tak lagi utuh bentuknya.
Suku bangsa alien, ternak dan tumbuhan yang cerdas-pandai dan ingin menghapuskan tradisi adat istiadat yang telah begitu lama digenggam erat para penduduk Negeri Para Pencuri ini, kemudian mulai berkumpul di segala penjuru negeri. Mereka menyusup masuk di segala bidang kerja dan keahlian, bekerja sama dengan sekutu-sekutu mereka di bagian pers, sehingga semakin banyak para pencuri yang mulai merasa malu, dan bahkan berhenti, mencuri. Dan bersama-sama mereka kemudian bersuara untuk menghentikan pencurian, dan mengembalikan hak-hak mereka yang pernah kecurian.
Bagai gulungan bola salju, gerakan ini kemudian menjadi gelombang yang besar. Sehingga para pencuri mulai berhati-hati melakukan pencuriannya. Mereka mulai memakai topeng di mana-mana. Topeng yang mereka pakai tentu saja topeng suku bangsa alien, ternak dan tumbuh-tumbuhan.
Menurut berita terkini yang kubaca dan kudengar, di Negeri Para Pencuri saat ini sedang berlangsung tontonan pencurian hati, kepercayaan dan kesetiaan besar-besaran oleh para calon pemimpin dan calon wakil dewan pencuri. Akan ditentukan, siapa pencuri terlihai dan terbesar Negeri Para Pencuri abad ini. Bagi para alien, ternak, tumbuh-tumbuhan dan simpatisannya, berhati-hatilah. Jaga dengan hati-hati hati, kepercayaan dan kesetiaan kalian. Karena salah-salah, bukan hanya hal-hal tersebut yang nanti akan hilang, tapi juga seluruh hidup dan kehidupan kalian. Dan aku hanya bisa mengatakan, “Selamat bersenang-senang dalam Pesta Topeng kali ini! Hurah!”


**Bengkulu, 9 Desember 2008

2 komentar:

  1. karena kelamaan hidup di negeri pencuri ini aku jadi bingung... sekarang ini aku masuk golongan yang mana... apakah para alien? ataukah hewan dan tumbuhan ataukah the majority citizen "the thief"??
    terlalu lama mewabah sehingga penyakit mencuri seperti bermetamorfosa menjadi norma adat..tidak tertulis tapi menjadi sandaran hidup..hhhh..entahlah!!

    BalasHapus
  2. Nice, tp awas nanti dtangkap pencuri yg marah, hahahaha........

    BalasHapus